Sabtu, 18 Juni 2011

Mengenang Yang Pernah Ada

Diary...hidup ini memang misteri ya, seiring berjalannya waktu yang sangat sangat sangatlah cepat, apa yang akan kita alami tidak akan pernah terprediksi. Yang ada dan yang hilang. Yang datang dan pergi. Pertemuan dan perpisahan. Kelahiran dan kematian. Adakah insan yang selalu siap menghadapi semua itu?
Tawa dan tangis selalu silih berganti setiap hari. Saat kecil dulu, aku akan menangis bila mainanku hilang, dan akan kembali ceria saat mainan itu tergantikan, dengan cepat bisa melupakan mainan yang lama, namun di usia dewasa ini..apa yang hilang dari hidupku adalah hal-hal yang takkan mungkin tergantikan. Tak mungkin dicari, namun tak mungkin pula ditangisi.
Ingin rasanya menganggap bahwa ketegaran itu hanyalah sebuah kata, sangat sulit sekali untuk dilakukan. Namun nyatanya aku harus mati-matian menjadi orang yang tegar. Dewasa adalah saatnya bersandiwara. Harus tersenyum di kala duka dan berwajah ceria saat sebenarnya air mata sudah siap mengalir deras. Hidup tak lagi untuk diri sendiri.
Dalam waktu singkat beberapa orang datang dan pergi begitu cepat dalam hidupku. Mengapa harus ada persamaan di antara mereka? Apakah memang takdir hidupku yang harus selalu tertawa dan menangis tanpa sempat melakukan apa-apa, berganti babak dengan sangat cepat sebelum kesadaranku benar-benar pulih.
For 1st someone...
Tuhan tidak mungkin menganugrahi hati yang sesat, Tuhan tak mungkin memberimu pikiran yang slalu ingin menyakiti. Kakimu yang melangkah ke jalan yang salah, logikamu yang tak lagi ingin berbicara. Pikiranmu sudah tertutup hanya untuk kesenangan sesaat, hatimu yang mengarahkan diri berakrab-akrab dengan keegoisan. Kamu lupa bahwa kamu tidak sendiri lagi, kamu lupa sudah ada beban tanggung jawab yang besar di pundakmu. Kamu tak lagi mengerti makna prioritas. dan kamu lebih lupa lagi bahwa hidup hanya sementara dan di dunia ini berlaku karma. Tuhan mengambilmu dari kehidupanku, membuang janjimu yang pernah berjanji akan berdampingan mengisi hidup ini hingga nyawa terpisahkan. Meninggalkan luka pada beberapa jiwa. Namun aku tahu ini semua yang terbaik yang diberikan Tuhan padaku. Tuhan menyayangiku. Dan Tuhan seakan berbisik padaku...biarkan dia tertawa sekarang, lihatlah satu saat dia akan menangis. Walaupun bukan itu yang kuharapkan, aku tak mengharapkanmu menangis, aku hanya ingin mata hatimu terbuka, semoga...
For 2nd someone...
Anugerah yang sangat singkat dari Dia sang maha pemberi hidup, menegaskan bahwa kita memang hanyalah sebagai perencana. Kurasakan dirimu benar-benar setitik oase di tengah gurun pasir, menghilangkan dahagaku dalam sekejap, memberikan senyum dan kesegaran dalam waktu singkat. Namun walaupun oase itu telah tiada, aku tak lagi kekeringan dear..aku mengerti makna harapan sekarang, mimpi harus tetap diraih,dan kau meyakinkanku bahwa aku memiliki kekuatan itu. Kau tetap menepati janjimu, kita masih bersama walau dalam dimensi yang berbeda, tenanglah kau disana dear..aku tahu kau menemaniku. Entah kapan tiba waktuku sayang, dan aku tak akan menyia-nyiakan sisa waktuku ini. I love u
For 3rd someone
Kamu itu meteor atau petir sih? Cuma sekejap saja singgah lalu pergi lagi..tapi meninggalkan bekas. Kamu tahu, kamu yang bikin kaki ini kembali bangkit berdiri, kamu yang tak lagi membuatku menyesali suatu kematian, kamu yang memberiku semangat agar aku tak selalu memikirkan satu kehilangan. Tapi malah kamu kini menghilang! Aku masih butuh kamu, tapi aku juga tak punya hak untuk memanggilmu. Kita terjebak dalam kerancuan, meraba-raba arti dari suatu hubungan persahabatan.Kita sama-sama menyesali benteng yang berdiri itu. Tapi bukankah kita sudah dapat mengatasi itu. Ataukah hanya aku? Kita takkan merubah takdir yang sudah ada kan sahabatku, kita juga tak ingin menyakiti hati yang lain, kita sepakat menjalani peran yang ada sekarang..kita sahabat dan saudara. Lalu dimana kamu sekarang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar